Full lineup:
@asep_nayak @ensembletikoro_conservatory @ramaputratantra @individualdistortion @indramenus @joemillionraps @radioisolasido @kadapat___ @libyamontes @misanthropy_club @monicahapsari @mother.bank @nuhpeace @nursalimyadi* @presidentidore @puppy_ri0t @syntiakharismap @raissafebriani @xxtamatxx @hartonoshake @teyalogos @divisi62 @krazykosmickid @diannovpamungkas @samasthamarta
Full lineup:
@asep_nayak @ensembletikoro_conservatory @ramaputratantra @individualdistortion @indramenus @joemillionraps @radioisolasido @kadapat___ @libyamontes @misanthropy_club @monicahapsari @mother.bank @nuhpeace @nursalimyadi* @presidentidore @puppy_ri0t @syntiakharismap @raissafebriani @xxtamatxx @hartonoshake @teyalogos @divisi62 @krazykosmickid @diannovpamungkas @samasthamarta
Full lineup:
@asep_nayak @ensembletikoro_conservatory @ramaputratantra @individualdistortion @indramenus @joemillionraps @radioisolasido @kadapat___ @libyamontes @misanthropy_club @monicahapsari @mother.bank @nuhpeace @nursalimyadi* @presidentidore @puppy_ri0t @syntiakharismap @raissafebriani @xxtamatxx @hartonoshake @teyalogos @divisi62 @krazykosmickid @diannovpamungkas @samasthamarta
Pesan tempatmu mulai tanggal 20 Juli 2023 Luring: Yes No Shop, Jl. Mangkuyudan No. 53A, Yogyakarta Daring: https://bit.ly/ynk43 atau tap tautan di bio https://www.instagram.com/yes.no.klub/
Phantasmagoria of Jathilan merupakan karya pertunjukan Raja Kirik yang berkolaborasi dengan sinden/penyanyi Silir Wangi dan performer Ari Dwianto. Karya ini adalah eksplorasi artistik dari tradisi Jathilan yang menafsirkan kembali bentuk musik, vokal, dan tariannya. Irama elektronik sinkopasi berpadu dengan perkusi metalik dari instrumen rakitan yang melenakan sekaligus agresif.
Meskipun Jathilan muncul dari kekalahan perang Jawa, Jathilan sendiri selalu menggambarkan kemenangan imajiner kavaleri pemberontak melawan hantu, penguasa, atau penjajah. Oleh karena itu pertunjukan heroik ini memiliki banyak tujuan: menghibur, mendorong, menyembuhkan, dan menyatukan orang melawan penindasan.
Dalam pertunjukan ini, performer mewujudkan berbagai karakter legenda kepahlawanan, seperti Bujang Ganong, Menak Jinggo, Hanuman, atau pahlawan nonfiksi pangeran Diponegoro. Terkadang juga menjadi instruktur tari dan MC yang berinteraksi dengan penonton.
Versi audio dari karya ini yang dirilis pada tahun baru 1455 Hijriyah bisa didengar di https://yesnowave.com
#rajakirik #phantasmagoriaofjathilan #jathilan
Sejak bulan April lalu Yes No Klub menggelar program musik klab setiap sebulan sekali. Program ini memberikan wahana bagi musisi, DJ, dan komunitasnya untuk mengeksplorasi musik dan bebunyian secara inklusif, populer, dan eksperimental.
Sebagai sebuah inisiatif berskala kecil dan mandiri, kami berkeyakinan bahwa siapapun yang terlibat dalam wahana ini baik itu penyelenggara, pemilik ruang, penampil, penonton, dan penyokong adalah entitas-entitas aktif dalam himpunan yang berkontribusi baik materiil dan imateriil dalam terselenggaranya sebuah acara yang lestari dan sejahtera.
Acara ini disokong oleh @idnetaudioforum @taphousejogja @rekambergerak
#yesnodisko #yesnoklub #musikklab #clubmusic #gigyogyakarta
Sejak bulan April lalu Yes No Klub menggelar program musik klab setiap sebulan sekali. Program ini memberikan wahana bagi musisi, DJ, dan komunitasnya untuk mengeksplorasi musik dan bebunyian secara inklusif, populer, dan eksperimental.
Sebagai sebuah inisiatif berskala kecil dan mandiri, kami berkeyakinan bahwa siapapun yang terlibat dalam wahana ini baik itu penyelenggara, pemilik ruang, penampil, penonton, dan penyokong adalah entitas-entitas aktif dalam himpunan yang berkontribusi baik materiil dan imateriil dalam terselenggaranya sebuah acara yang lestari dan sejahtera.
Acara ini disokong oleh @idnetaudioforum @taphousejogja @rekambergerak
#yesnodisko #yesnoklub #musikklab #clubmusic #gigyogyakarta
Mulai bulan ini Yes No Klub menggelar program musik klab setiap sebulan sekali. Program ini memberikan wahana bagi musisi, DJ, dan komunitasnya untuk mengeksplorasi musik dan bebunyian secara inklusif, populer, dan eksperimental.
Sebagai sebuah inisiatif berskala kecil dan mandiri, kami berkeyakinan bahwa siapapun yang terlibat dalam wahana ini baik itu penyelenggara, pemilik ruang, penampil, penonton, dan penyokong adalah entitas-entitas aktif dalam himpunan yang berkontribusi baik materiil dan imateriil dalam terselenggaranya sebuah acara yang lestari dan sejahtera.
Acara ini disokong oleh @idnetaudio @taphousejogja @rekambergerak #yesnodisko #yesnoklub #musikklab #clubmusic #gigyogyakarta
Kuntari dan Kadapat adalah musisi garda muda yang mengawali prosesnya melalui pendalaman keahlian seni musik gamelan dan jazz hingga mengeksplorasinya pada fase-fase yang melampaui batasan-batasan. Tesla Manaf dalam Kuntari mendekonstruksi konsep musik jazz sambil mencoba memperkaya khasanah musik barongsay dan kuntulan.
Kadapat menggugat gamelan Bali kontemporer pada ranah gelap techno, ambient noise, dan glitch elektronika. Keduanya telah mencicipi musik populer dan tradisi dan kini siap bergelora dalam esensi seni yang paling menggiurkan: imajinasi radikal.
Ilustrasi: Daniel Satyagraha
“Membaladakan Keselamatan” adalah upaya Senyawa mengupas segala lapisan diri hingga ke bentuk termurninya, yakni lirik dan lagu. Album balada ini akan ditampilkan tanggal 10 Desember 2021 untuk menghantarkan tur Senyawa di pesisir utara Jawa. Info lengkap akan disiarkan minggu depan. Album ini tersedia untuk digital streaming melalui versi pertama dari aplikasi yang dibangun mandiri. Aplikasi streaming ini tidak tersedia di pasar aplikasi utama seperti Google Play Store atau Apple Store. Link unduh tercantum di bio https://instagram.com/senyawa_musik
Menyambut berakhirnya tahun 2019 dan menyongsong tahun tikus 2020 kami akan merayakannya dengan menampilkan beberapa musisi yang bekerja bersama kami tahun ini baik melalui aksi pertunjukan maupun partisipasi di lokakarya.
Digital eksperimentalis Handoyo Purwowijoyo akan membawakan lagu-lagu barunya yang akan dirilis tahun depan. Inisiatif baru Cat Ether dan MXTXT memantabkan peran perempuan di kawah musik eksperimental. Untuk pertama kalinya Wukir Suryadi memainkan perangkat barunya yang sarat magis. Perayaan akan ditutup oleh gelegar IDM koplo Y-DRA.
At the end of her residency in Yogyakarta, Jessica Ekomane will perform with drummer Ramberto Agozalie (Zoo, Setabuhan) and also perform a solo set. They will be accompanied by experimentalist Handoyo Purwowijoyo, free software enthusiast David Ryzalin and newly formed all female band Graea consisting of Asa Rahmana, Dyah Isaka and Nadya Hatta. The concert will be specially set in a Quadrophonic and Stereo sound system.
The residency program in Yogyakarta is hosted by Nusasonic-partner Yes No Klub from July to September 2019. A concert and workshop also accompanied the residency.
Nusasonic is a multi-year project that plunges into a broad spectrum of experimental sound and music cultures in Southeast Asia, enabling dialogue within the region, with Europe, and beyond. Adopting a multi-perspective approach, the project is collaboratively created by Yes No Klub (Yogyakarta), WSK Festival of the Recently Possible (Manila), Playfreely/BlackKaji (Singapore), and CTM Festival for Adventurous Music & Art (Berlin).
Nusasonic is an initiative of the Goethe-Institut in Southeast Asia.
To mark the end of their residency, Nusasonic artists in residence: Berlin-based Jessica Ekomane and Cairo’s Nadah El Shazly will share insights about their time in Yogyakarta and Denpasar. Their reflection in the dual sharing session will address diverse topics such as collective organisation, local and global structures, the individual encounters they made and their experience giving workshops and talks about women in music and arts.
The residency program in Yogyakarta is hosted by Nusasonic-partner Yes No Klub from July to September 2019. A concert and workshop also accompanied the residency.
Nusasonic is a multi-year project that plunges into a broad spectrum of experimental sound and music cultures in Southeast Asia, enabling dialogue within the region, with Europe, and beyond. Adopting a multi-perspective approach, the project is collaboratively created by Yes No Klub (Yogyakarta), WSK Festival of the Recently Possible (Manila), Playfreely/BlackKaji (Singapore), and CTM Festival for Adventurous Music & Art (Berlin).
Nusasonic is an initiative of the Goethe-Institut in Southeast Asia.
In this two day introductory workshop Nadah will cover the basics of sound, audio/midi differences, audio recording, audio effects, midi instruments, and mixing. You need to bring your laptop preferably with Ableton Live installed and headphones.
Nusasonic artists-in-residence, Berlin-based Jessica Ekomane and Cairo’s Nadah el Shazly, will share their works and practices and discuss the topics and interests that they want to explore during the residency.
During their time in Yogyakarta, Jessica strives to deepen her engagement with the music and art scenes of Indonesia, as well as to conduct a research about the vocabulary of local music traditions, while Nadah writes new music based on field recordings done in Indonesia. Intrigued by the independent movement and ethics of art collectives in Yogyakarta, she also plans to exchange with local artists to pursue her art collective movement in Cairo.
The residency program in Yogyakarta is hosted by Nusasonic-partner Yes No Klub from July to September 2019. A concert and workshop will also accompany the residency.
Nusasonic is a multi-year project that plunges into a broad spectrum of experimental sound and music cultures in Southeast Asia, enabling dialogue within the region, with Europe, and beyond. Adopting a multi-perspective approach, the project is collaboratively created by Yes No Klub (Yogyakarta), WSK Festival of the Recently Possible (Manila), Playfreely/BlackKaji (Singapore), and CTM Festival for Adventurous Music & Art (Berlin).
Nusasonic is an initiative of the Goethe-Institut in Southeast Asia.
Starting in April 2019, Yes No Klub will begin a collaboration with Bangkok-based initiative Neighbours Collective to strengthen the experimental music scene in both regions. Neighbours Collective is a collective dedicated to bringing international cultural exchange programs and platforms that cultivate friendship between South East Asian countries, Asian countries and the world through promoting exchanges and cooperation in various cultural fields ranging from arts, music, food, knowledge and people to people exchange.
The first project kick-off with an Indonesian tour by 2 artists from Bangkok, Pisitakun and Wuttipong. Both will be accompanied by Denpasar-based duo Gabber Modus Operandi. This tour also working with Chaos Non Musica (Bali), RURUradio (Jakarta) and NOIRLAB (Bogor).
Pisitakun is an artist from Thailand known for his subversive contemporary art works. He has released his experimental electronic music works on Chinabot -a London-based label focusing on experimental music from Asia. His new album "Sosleep" released in 2018 followed with his performance at CTM Festival 2019 in Berlin.
Wuttipong was The Desktop Error guitarist who has been working in music industry and many notable movie soudtracks; such as "PoP" by Pen-Ek Ratanaruang, "By the Time It Gets Dark (Dao Kanong)" and "36" by Nawapol Thamrongrattanarit. He is recently exploring ambient noise electronic.
#soyandsynth is soydivision.berlin (and @l___kw )’s series of pop up experiences, where Indonesian inspired supper meets experimental live music performance. Established 2016 in Berlin, this project will be the first to be held in its home-country: Indonesia.
Peter Kirn (US/DE), Yennu Ariendra (ID), J. ‘Mo’ong’ Santoso Pribadi (ID), Jessica Ekomane (FR/DE), Cheryl Ong (SG), Kok Siew-Wai (MY), Nadya Hatta (ID), Riska Farasonalia (ID), Opium Hum (DE), Caliph8 (PH), Dangerdope (ID), mobilegirl (DE), Gabber Modus Operandi (ID), Opium Hum (DE), Fauxe (SG), AGF (DE), Sote (IR), Setabuhan (ID), N.M.O. (INT), Giga Destroyer (ID), Coffee Faith (ID) Menstral Synthdrone (ID), Asa Rahmana (ID), Ayu Saraswati (ID), Joee and I (PH), Sarana (ID). Jogja Noise Bombing (ID), Erick Calilan (PH), Duto Hardono (ID), Rully Shabara (ID), Bhakti Prasetyo (ID), Ikbal Lubys (ID), Kok Siew-Wai (MY), Mahamboro (ID), Rubén Patiño (ES), Setya RKJ (ID), Sudarshan Chandra Kumar (MY), Nadah el Shazy (EG), Tony Maryana (ID), Yuen Chee Wai (SG), Andreas Siagian (ID), Lintang Radittya (ID), Storn (ID), Arnont Nongyao (TH), Tad Ermitaño (PH), Nadah el Shazly (EG), Potro Joyo (ID), Uwalmassa (ID), Danny (ID) & Wachid (ID)
After Party Filastine DJ Set 23.00 Oxen Free
Menjelang dirilisnya album kedua Zoo yang berjudul “Prasasti”, Zoo yang lebih dari dua tahun absen, akan tampil khusus di Yes No Klub. Zoo akan didampingi oleh pemain tamu asal Den Haag, SMVSUM.
Acara ini terselenggara atas dukungan penuh dari Alex Cuffe (Sky Needle/Creo Nova, AUS) dan rekomendasi dari Arya Panjalu (Black Boots).
An improvisation nite in conjuction with Uchihashi Kazuhisa & Senyawa's collaboration album release party.
Supported by Oxen Free Volcanic Winds We Need More Stages XYZ Webzine See less
Arrington de Diyoniso's Malaikat Dan Singa Project Pada bulan September dan Oktober 2011 Arrington de Dionyso akan berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya atas undangan Yes No Klub. Malaikat Dan Singa adalah proyek musiknya yang terinspirasi oleh musik etnis Indonesia seperti Kuda Lumping, Reog, Jaipong dan Dolala. Seluruh lirik lagu ditulis dan dinyanyikan dalam bahasa Indonesia. Lirik lagu tersebut adalah rangkaian penggalan kata diambil dari berbagai sumber seperti karya literatur Zohar dan William Blake yang kemudian diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia. Kedua albumnya yaitu "Malaikat Dan Singa" dan "Suara Naga" telah dirilis oleh label indie kenamaan K Records (yang menaungi Beck, The Go Team, Beat Happening, Bikini Kill).
Selama residensinya ini, Arrington berkolaborasi dengan musisi Jogja yaitu Wukir Suryadi (Bambuwukir, Senyawa), Dani (Armada Racun) dan Ichan Sani (eks Armada Racun, Shoolinen) untuk membuat versi yang berbeda. Malaikat dan Singa mengawali tur di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di Bandung, Malang, Mojokerto, Surabaya, gunung Bromo dan berakhir di Jogja. Pertunjukan di Jogja juga akan menampilkan karya drawing yang dibuat oleh Arrington selama residensinya. Tur Malaikat dan Singa juga akan menyertakan Senyawa -duo neofolk asal Jogja dan TerbujurKaku -breakcore koplo asal Surabaya. Arrington juga akan tampil di festival world music bersama Wukir Suryadi di Lombok dan Bali. Proyek ini juga didukung oleh Yes No Wave Music, Langgeng Art Foundation, Ruangrupa, Insomnia, Common Room dan Kedai Kebun Forum.
The Bastard Theatre Of Jogja digagas oleh Andrew McLellan (Cured Pink), seniman residensi Yes No Klub yang berasal dari Brisbane. Show ini juga merupakan sekuel dari The Bastard Theatre Of Brisbane yang menampilkan Senyawa sebagai bagian dari tur mereka di Australia.
Selama residensinya di Jogja, Andrew berkolaborasi dan berinteraksi dengan Rully Shabara, Krisna Widiathama, Ican Harem, Wednes Mandra dan Wukir Suryadi. Selain menampilkan hasil kolaborasinya tersebut, Andrew juga mengajak beberapa teman sepermainannya untuk turut serta meramaikan aksi keributan paska bulan ramadhan ini.
-photo by Angki Purbandono from 'Madness' series.